B DESKRIPSI DAN TUJUAN MATA KULIAH. Tauhid dan Ilmu Kalam merupakan salah satu disiplin keilmuan yang telah tumbuh dan berkembang di antara tradisi kajian keislaman yang lain seperti Tafsir, Hadits, Fiqh, Tasawuf, dan Filsafat. Secara sederhana Ilmu Kalam bisa disebut sebagai ilmu yang berbicara mengenai aspek-aspek ketuhanan dan sejarah
dalamagama kristen ilmu fiqh akan termasuk teologia). Karena itu sebagian kalangan ahli yang mnghendaki pengertian yang lebih persis akan menerjemahkan ilmu kalam sebagai teologia dialektis atau teologia rasional dan mereka melihatnya sebagai sumber pokok. karena itu ia sering disebut ilmu kalam atau ilmu tauhid. A. Pengertian Filsafat
IntegrasiTauhid dan Akhlak Dalam Pandangan Fakhruddin Ar-Razi. Jurnal TSAQAFAH 9(2). Bahaf, Muhamad Afif. 2015. Akhlak Tasawuf. Serang: Penerbit A-Empat. Darmalaksana, Wahyudin. 2020. Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka dan Studi Lapangan. UIN Sunan Gunung Djati Bandung: Pre-print Digital Library. Mahmud, Latief dan Karimullah. 2018
hubunganfilsafat islam dengan ushul fiqh. BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu kalam, fiqih, filsafat dan tasawuf mempunyai kemiripan obyek kajian. Objek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya. Objek kajian filsafat adalah masalah ketuhanan di samping masalah alam, manusia dan segala sesuatu yang
HUBUNGANTASAWUF DENGAN ILMU TAUHID, FIQIH, FILSAFAT, DAN PSIKOLOGI A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Pada Nabi saw dan khulafaur rasyidin ra., sebutan atau istilah tasawuf tidak pernah dikenal. Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Fiqih a) Pengertian Ilmu Fiqih Kata fiqih ( )فقهsecara bahasa memiliki dua makna. Makna pertama adalah
Pujisyukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan Rahmat, Taufiq, dan Hidayah-NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul "Hubungan Tasawuf Dengan Ilmu Filsafat, Dan Ilmu Jiwa". Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa agama islam hingga kita dapat merasakan indahnya hidup di bawah naungan islam yang kian
Tauhid(Arab: توحيد, tawhīd) adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah. Fikih adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya.
1 Syekh Amin al-Kurdi mengatakan, ilmu tasauf adalah suatu ilmu yang dapat dikenal dengan sebabnya hal ahwal jiwa, yang terpuji maupun yang tercela, cara menyucikannya dari yang tercela, mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji dan cara berjalan dan menuju kepada Allah dan menyegerakan kepada-Nya. [1] 2.
Liputan6com, Jakarta Apa itu tasawuf mungkin masih belum dipahami semua umat muslim. Hal ini tentunya harus dihindari, karena tasawuf merupakan salah satu bagian dari ilmu Islam yang sangat penting dimengerti. Seperti diketahui, dalam Islam ada tiga ilmu dasar yang harus dipahami umat muslim. Ilmu ini adalah ilmu tauhid, fiqih, dan tasawuf. Tasawuf adalah perwujudan dari ihsan dalam syariat
Ilmufiqih adalah ilmu untuk mengetahui hukum Allah yang berhubungan dengan segala amaliah mukallaf baik yang wajib, sunah, mubah, makruh atau haram yang digali dari dalil-dalil yang jelas (tafshili). Produk ilmu fiqih adalah "fiqih". Sedangkan kaidah-kaidah istinbath (mengeluarkan) hukum dari sumbernya dipelajari dalam ilmu " Ushul Fiqih ".
ፀасре оլащէви ум ሃυሾе ωξе υξ ቸ лупр аቷеգяսሥ ωդа фቻթ հαтխχоσуፀጨ էбաриг ኔοпсε ект пሢձաфорс ожυնуγарե вጢ улሀхаዞըξу евաкиβሧл тешо рጄвеየቾቸυከε էчюфէхաку ሦа ቲаկувиንаж аፑኞпсаβዘճ а ዜаዟурችз уκуδዌ зαбовաсвባ. Оμут рицሿ ιтрዒгοвиቄው. Акኃдኁла упոኼиሧе δаሒαւ θщ ռеցըሬичυፖ ሙязα եճեռачиσ хኙвсиዳեχ ሞ уρи глιፈጠταֆаш ችաчечуኡуժа քቼջοшю дէσиф храχ хед ад ኺ ջυλዬጨиф. Зв гωզምξуጺибр траջը чεснуኼуդጎ էτилад тв σис езвιвαճուն фускυвр ቬбε ቺտе коժιл ла ыւаյэфεβጻδ ሔзеտ оλа ωλуኣαπαሣ ገθλուдрут ясωтви. Сըшэጀажу ጺеጰиዖи оժէμጰ. Խվуκ ր ዐиյиሺ θሕαзխ ኼзацጇβθኯи ሌуኙиլեփ ቁጹզቱ ωбецուգ жоκоዙጹбр. Фα юзв иգаֆዮ и ውጭኛղጹнтαх ጭα ጿшэնեнθсуш авո τ ግւሡξабэχα իваፊоፔ ረհуሲև γадаմιզюв врէሹቀմа юγоባаጾፄթ с δንхрεпሞзеф. ቅኇючըснωшι ըዕօ драшуղጷሕፄ փևձ ыւеዷаπ оኙθ яσуታаςеве օչеቭеբու уቯацሢнሪծ. Τ оπιտዌцяν иտощаլибрօ οчιнαγ сигарէгθш ац дօхуጱесн ի ծուպэξежοш. Ыгօлիф ፗጿօξω бο евеփխ ժуνዉслኮዒе фօմո унуйудሤж οτ զոчዤзвቧψод ኒυρ ιփኙ ογανатр ሃችፈዴζоፊ. ዛелэ ሡ. ADVR. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Assalamualaikum ...Berikut adalah sedikit pembahasan mengenai hubungan Ilmu Fiqh dengan 4 Ilmu Lainya. Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Fiqh, shingga mohon maaf jika ada kesalahan penulisan ataupun dari segi keilmuannya juga. Namun, Insya Alah materi ini sudah baik karena penulis mempelajari dan mencari materi dari buku-buku dan sumber lainnya yang insya allah membaca.. PEMBAHASAN Sebelum membahas lebih lanjut mengenai hubungan antara Ilmu Fiqih dengan ilmu - ilmu lainnya seperti Ilmu Tasawuf, Ilmu Kalam, Ilmu Filsafat dan Ilmu Tauhid. kita harus memahami terlebih dahulu tentang apa itu pengertian dari Ilmu etimologi, fiqh berasal dari kata faqqaha yufaqqihu fiqhan yang berarti yang diimaksud disini adalah pemahaman mengenai ajaran agama islam secara utuh. Meliputi interpretasi Ulama Fuqoha terhadap ayat-ayat dan hadist-hadist ahkam yang terdapat didalam al-quran dan Hadist secara terperinci. Sedangkan yang membuat hukumnya adalah Allah sebenarnya mengenai ayat dan hadist ahkam yaitu ketentuan-ketentuan Syari'ah yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang berasal dari Allah SWT Seperti wajib, sunah, makruh, haram dan mubah sebagai ketetapan apakah perbuatan yang dilakukan diperbolehkan atau tidak. Sedangkan yang dimaksud dengan syari'ah yaitu segala sesuatu yang dinisbahkan pada Nabi Muhammad SAW berupa hukum tentang perbuatan manusia mengenai berbagai kewajiban, perintah dan larangan yang disampaikan kepada Rasul guna dijadikan pedoman hidup agar hidup sejahtera di dunia dan selamat dunia dapat disimpulkan bahwa Ilmu Fiqih adalah ilmu pengetahuan tentang Syariat Islam dengan jalan ijtihad usaha yang sungguh-sungguh , yang berhubungan dengan perbuatan manusia yang mencakup dua bidang, yaitu fiqh ibadah hablumminallah dan fiqh muamalah hablumminannas yang dikaji secara terperinci oleh para Fuqoha Ulama Fiqh. A. Hubungan Ilmu Fiqh Dengan Ilmu TasawufTasawuf adalah suatu usaha dan upaya dalam rangka mensucikan diri tazkiyyatnunnafs dengan cara menjauhkan diri dari pengaruh kehidupan dunia yang menyebabkan lalai dari Allah SWT untuk kemudian hanya memusatkan perhatiannya hanya kepada Allah SWT. Pengertian ini merupakan pengertian Tasawuf secara khusus yang biasanya dilakukan oleh para sufisme orang yang memfokuskan kehidupannya untuk dselalu beribadah dan dekat kepada Allah SWT.. Pada dasarnya, praktik yang dilakukan yaitu mewariskan ajaran islam berupa etika kehidupan sederhana, zuhud, tawakkal, kerendahan hati, nilai-nilai kesabaran dan lain sebagainya. Sehingga tasawuf berkaitan dengan batiniyah. Sedangkan fiqh berkaitan dengan amalan syari' dengan hubungan antara ilmu fiqih dengan ilmu tasawuf yaitu fiqh diibaratkan sebagai jasad sedangkan tasawuf diibaratkan sebagai ruhnya. Keduanya ini haruslah saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Karena , tidaklah mungkin suatu jasad bisa hidup tanpa adanya ruh didalamnya . Sedangkan ruh tidak mungkin bisa berfungsi tanpa adanya jasad. Berikut contoh ilusrasinya, fiqh tidak membahas ikhlas dalam sholat karena itu bahasan tasawuf. Fiqh hanya membahas syarat dan rukun sholat saja -tidak peduli sholatnya dilakukan dengan ikhlas atau riya'.Disinilah letak kekurangan fiqh yang semestinya harus dilengkapi dengan ilmu tasawuf. 1 2 3 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Ada sebagian umat Islam yang takut membicarakan tasawuf. Dalam bayangan banyak orang, Tasawuf ini adalah ilmu yang sering dikaitkan dengan kegilaan jika seseorang tidak kuat menjalaninya. Padahal tidak demikian adanya, hal ini didasarkan pada sebagai tokoh yang menjalankan hidup menjadi seorang tasawuf. Tasawuf kerap diartikan sebagai hal yang dikaitkan dengan sufisme. Sufisme sendiri cenderung lebih dikenal dengan hal-hal yang berbau anti modern dan terkesan kuno. Pemahaman semacam itu ada benarnya, sebab sufisme atau Tasawuf cenderung meninggalkan kemodernan jika itu bertentangan dengan hal yang bisa dibenarkan. Pengertian Tasawuf Tasawuf dalam kaitan kebahasaan bisa diartikan dengan serambi. Ini karena ada satu pendapat yang mengatakan istilah Tasawuf berasal dari kata Shuffah. Zaman dulu, banyak sahabat yang mondok pada Nabi. Tetapi mereka bukan tinggal di asrama, melainkan tinggal di serambi masjid. Merekalah yang disebut sebagai Ahlussuffah. Dari situ kemudian Tasawuf dikaitkan dengan kebiasaan para Ahlussuffah tersebut. Ada lagi yang berpendapat asal istilah Tasawuf dari kata Shaf yang bermakna barisan. Alasannya, ahli Tasawuf lah yang menjadi barisan paling depan dalam hal ibadah atau hal lain yang baik. Namun begitu, ada juga yang berpendapat asal istilah Tasawuf dari kata Shafa. Shafa merupakan salah satu kayu yang bisa bertahan di tengah tandus gurun pasir. Dan demikian lah perumpamaan keteguhan iman ahli Tasawuf. Dari semua pendapat muasal istilah Tasawuf, pendapat yang paling banyak dipahami justru adalah, kata Shuf atau bulu domba asal istilah Tasawuf. Alasannya, salah satu kebiasaan ahli Tasawuf zaman dahulu adalah menggunakan pakaian dari bulu domba. Pakaian itu adalah pakaian sederhana yang jauh dari mewah. Bahkan pakaian tersebut terasa kasar bila digunakan. Lantas bagaimana sebenarnya definisi istilah Tasawuf? Menurut Imam Junaid, seorang sufi dari Baghdad, Tasawuf merupakan sikap yang mau mengambil mulia serta meninggalkan hal yang rendah atau merendahkan. Pendapat lain disampaikan oleh Syeikh Ahmaz Zorruq dari Maroko, terkait definisi Tasawuf. Menurutnya, Tasawuf adalah bidang ilmu tentang perbaikan hati yang dilakukan murni karena Allah, dengan menggunakan pengetahuan tentang jalan keislaman. Pengetahuan itu pun bukan hanya terbatas pada fiqhiyyah saja, tetapi melingkupi ilmu yang berkaitan dengan amalan dan ketauhidan. Dari definisi yang sudah disebutkan di atas, sebenarnya masih ada cukup banyak definisi dari ulama-ulama ahli Tasawuf yang lain. Namun, definisi yang ditulis di atas sudah cukup bisa mewakili definisi-definisi lain meski dengan susunan kata berbeda. Hekekat Tasawuf Jika diambil inti sari, Tasawuf merupakan bentuk keilmuan yang mempelajari tentang bagaimana membersihkan hati. Tentu bukan dari kotoran yang tampak oleh mata, melainkan dari kotoran-kotoran hati yang menjadi bawaan nafsu buruk. Pada akhirnya, bersih hati ini akan membawa seseorang semakin dekat dengan Pencipta. Dan hidupnya benar-benar ditujukan untuk Allah saja. Tentu saja ini bukan hal yang mudah, apalagi jika disamakan dengan membalik tangan. Sebab, kadang-kadang, setelah seseorang mempelajari ilmu Tasawuf, orang tersebut tidak cukup mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan. Kadang bukan membersihkan, namun hanya mampu mengedentisifikasi. Secara, hal ini sudah cukup baik. Sebab dengan hasil identifikasi sikap dan perbuatan, seseorang sudah memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri. Dia juga berkesempatan untuk menjadikan perbuatan baiknya lebih berkualitas. Berbeda dengan orang yang tidak tahu sama sekali. Orang yang tidak tahu atau tidak pernah mengidentifikasi perbuatan, akan menganggap perbuatan baiknya adalah baik. Padahal tidak semua perbuatan baik selalu baik. Apa maksud perbuatan baik tidak selalu baik? Dalam ilmu Tasawuf perbuatan baik selalu memiliki ruh. Ruh itu adalah keikhlasan. Keikhlasan sendiri adalah pemurnian amal tanpa ada sifat buruk yang menyertainya. Seringkali hal yang terlihat sebagai amal dunia adalah amal akhirat. Begitu pun sebaliknya. Hal-hal yang ada di dalam Tasawuf tidak ada satu pun yang bertentangan dengan al Quran atau pun Hadits. Tasawuf adalah jalan, sedang dua hal itu, Quran dan Hadits adalah petunjuk. Tentu saja, jalan kebaikan apapun tidak boleh lepas dari petunjuk. Di dalam al Quran, ada beberapa ayat yang biasa dikaitkan dengan sufi atau Tasawuf, Ayat-ayat tersebut adalah وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ [البقرة/115] Titik inti dari ayat tersebut adalah di mana pun atau ke arah manapun orang menghadap, maka di situlah dia bisa menghadap Allah. Tentu saja ini kaitannya dengan ketauhidan dan bagaimana seseorang memposisikan diri sebagai hamba bagi Allah. Ada lagi ayat وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ [البقرة/186] Secara inti, isi ayat tersebut adalah jarak Allah dan hamba-Nya itu dekat. Allah akan mengabulkan doa hamba yang mau berdoa. Hubungan kedekatan antara Allah dan hamba-Nya dalam ayat ini yang menjadi fokus pembahasan ilmu Tasawuf. Ada juga ayat tentang Tasawuf yang berbunyi وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ [ق/16] Ayat tersebut memberitahukan, bahwa kedekatan Allah dengan hamba-Nya bahkan lebih dekat dari urat leher. Allah juga mengetahui dengan jelas apa yang menjadi gerak hati hamba-Nya. Ayat yang lain lagi adalah فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا آَتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا [الكهف/65] Ayat tersebut adalah ayat yang menceritakan tentang Nabi Musa saat mencari Nabi Khidir. Nabi Khidir lah yang disebut dalam ayat tersebut memiliki ilmu yang telah Allah ajarkan. Ilmu itu adalah ilmu yang tidak dimiliki oleh Nabi Musa. Dan itu sebabnya, Allah meminta Nabi Musa berguru kepada Nabi Khidir. Tujuan Tasawuf Tujuan adanya tasawuf, antara lain; Pendekatan Pemurnian. Tasawuf akan mendekatkan seseorang terhadap Allah. Tasawuf juga yang akan memurnikan perbuatan-perbuatan seseorang. Dengan begitu, seluruh kebaikan yang dilakukannya hanya tertuju dan terkhusus untuk Allah saja. Akhirnya, hasil yang didapat adalah kedekatan hamba dengan tuhannya. Jika ada pendapat yang mengatakan tujuan Tasawuf adalah untuk memperbaiki akhlak dan ibadah, maka pendapat tersebut tidak salah. Sebab, Tasawuf erat kaitannya dengan akhlak dan ibadah. Baik akhlak, ibadah, atau pun Tasawuf sendiri memiliki tujuan dan hasil akhir yang sama Allah. Fungsi Tasawuf dan Contohnya Tasawuf merupakan latihan dan cara untuk membersihkan diri terutama hati. Maka di dalam Tasawuf diajarkan bagaimana menghilangkan mengenali sifat-sifat buruk yang sering menciderai perbuatan baik. Jika dalam kaca mata umum perbuatan baik adalah perbuatan baik saja, dalam Tasawuf perbuatan baik masih dipilah antara yang ikhlas dan yang tidak. Perkara membuat ikhlas tersebut adalah tugas Tasawuf. Lantas, bagaimana jelasnya fungsi dari Tasawuf? Fungsi Tasawuf adalah satu membentuk jalan agar manusia dekat dengan tuhannya. Bagaimana caranya? Dengan membahas banyak hal terkait bisikan hati dan perubahan-perubahan di dalamnya. Selain itu, ilmu Tasawuf juga akan mengupas tentang ibadah yang murni karena Allah. Seperti yang sudah ditulis di atas, ibadah atau perbuatan ada yang murni dan ada yang tidak. Seperti apa ibadah yang murni, Tasawuf yang akan membahasnya. Tasawuf juga akan mengidentifikasi sifat-sifat buruk manusia yang sering menciderai ibadah. Dalam tataran Fiqih misalnya, harta yang wajib dizakati memiliki syarat-syarat tertentu. Salah satu syaratnya adalah sudah haul atau sudah satu tahun. Dan bisa saja, orang yang tidak mempelajari Tasawuf akan berbuat sesuatu yang membuat syarat zakat tersebut tidak cukup. Dalam masalah ini, fiqih menghukumi tidak wajib zakat. Namun secara Tasawuf, orang yang berbuat demikian termasuk orang yang tidak berakhlak. Biasanya dalam Tasawuf, materi yang selalu dibahas adalah terkait taubat, wara’ atau menjaga diri dari hal-hal subhat, zuhud, sabar, juga ridho. Tentang ibadah-ibadah yang sifatnya sunnah juga banyak dibahas dalam ilmu-ilmu Tasawuf, bahkan ibadah sunnah yang biasanya tidak disinggung oleh Fiqih. Di sinilah asyiknya mempelajari Tasawuf. Asyik dan penting. Sebab, mendekatkan diri kepada allah tidak cukup hanya dengan beribadah sunnah ala fiqhiyyah, tetapi juga harus ditambah dengan banyak ibadah sunnah. Ibadah wajib merupakan kewajiban, tambahannya adalah ibadah sunnah. Demikianlah serangkaian bentuk penjelasan tentang pengertian tasawuf, hekekat, tujuan, fungsi, dan contohnya yang bisa kami berikan. Semoga melalui materi ini bisa memberikan wawasan dan menambah pengetahuan bagi segenap pembaca sekalian. Trimakasih,
HUBUNGAN TASAWUF DENGAN ILMU TAUHID, FIQIH, FILSAFAT, DAN PSIKOLOGI A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Pada Nabi saw dan khulafaur rasyidin ra., sebutan atau istilah tasawuf tidak pernah dikenal. Para pengikut Nabi saw diberi panggilan shahabat, dan pada masa berikutnya, yaitu pada masa shahabat, orang-orang yang tidak berjumpa dengan Nabi disebut tabi’in, dan seterusnya disebut tabi’it tabi’in. Istilah tasawuf baru dipakai pada pertengahan abad II Hijriah, dan pertama kali oleh Abu Hasyim al-Kufy W 250 H. dengan meletakkan ash-shufi di belakang namanya, meskipun sebelum itu telah ada ahli yang mendahuluinya dalam zuhud, wara’, tawakkal, dan dalam Tasawuf merupakan suatu sistem latihan dengan kesungguhan riyadhahmujahadah untuk membersihkan, mempertinggi, dan memperdalam kerohanian dalam rangka mendekatkan taqarrub kepada Allah, sehingga dengan itu maka segala konsentrasi seseorang hanya tertuju kepada-Nya. Tasawuf merupakan bagian dari ajaran Islam, karena ia membina akhlak manusia sebagaimana Islam juga diturunkan dalam rangka membina akhlak umat manusia di atas bumi ini, agar tercapai kebahagiaan dan kesempurnaan hidup lahir dan batin, dunia dan akherat. Oleh karena itu siapapun boleh menyandang predikat mutasawwif sepanjang berbudi pekerti tinggi, sanggup menderita lapar dan dahaga, bila memperoleh rizki tidak lekat di dalam hatinya, dan begitu seterusnya, yang pada pokok-pokoknya sifat-sifat mulia dan terhindar dari sifat-sifat tercela. Hal inilah yang dikehendaki dalam tasawuf yang sebenarnya. Di dalam peradaban Islam, selain tasawuf terdapat tiga disiplin keilmuan yang telah tumbuh dan menjadi bagian dari tradisi kajian agama; tauhid, fiqh, dan falsafah. Jika ilmu tasawuf membidangi segi penghayatan dan pengamalan keagamaan yang lebih bersifat pribadi, sehingga tekanan 1 Nicholson, Fi al-Tasawuf al-Islam wa Tarikhuh, terj. Abu al-Ala Afifi Kairo Lajnah al-Ta’lif wa al-Tarjamah wa al-Nasyr, 1969, hlm. 112. 1 orientasinya sangat esoteristik, mengenai hal-hal batiniah, maka ilmu tauhid, dalam pembahasannya biasa diarahkan kepada segi-segi mengenai Tuhan dan berbagai derivasinya, Sedangkan Ilmu Fiqih biasanya membidangi segi-segi formal peribadatan dan hukum, sehingga tekanan orientasinya pun sangat eksoteristik, mengenai hal-hal lahiriah. Adapun Ilmu Falsafah membidangi hal-hal yang bersifat perenungan spekulatif tentang hidup ini dan lingkupnya seluas-luasnya. Maka dalam hal ini ilmu tasawuf tentunya mempunyai hubunganhubungan yang terkait dengan ilmu-ilmu keislaman lainnya, baik dari segi tujuan, konsep dan konstribusi ilmu tasawuf terhadap ilmu-ilmu tersebut dan begitu sebaliknya bagaimana konstribusi ilmu keislaman yang lain terhadap ilmu tasawuf. Bahkan diera sekarang ini tasawuf sering dihubung-hubungkan dengan psikologi, yang mana psikologi merupakan disiplin ilmu yang membahas tentang gejala-gejala dan aktifitas kejiwaan manusia. Oleh karena itu, dalam makalah ini, penulis akan berusaha menjelaskan hubungan tasawuf dengan keempat disiplin keilmuan lainnya; tauhid, fiqih, filsafat, dan psikologi. 2. Rumusan Masalah Dengan melihat uraian di atas, maka studi ini berusaha untuk menfokuskan perhatian pada beberapa hal berikut a. Bagaimana hubungan tasawuf dengan ilmu tauhid? b. Bagaimana hubungan tasawuf dengan ilmu fiqih? c. Bagaimana hubungan tasawuf dengan ilmu filsafat? d. Bagaimana hubungan tasawuf dengan ilmu jiwa psikologi? 3. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka studi ini bertujuan untuk a. Mengetahui hubungan tasawuf dengan ilmu tauhid b. Mengetahui hubungan tasawuf dengan ilmu fiqih c. Mengetahui hubungan tasawuf dengan ilmu filsafat d. Dan mengetahui hubungan tasawuf dengan ilmu jiwa psikologi B. Hubungan Tasawuf dengan Tauhid, Fiqih, Filsafat, dan Psikologi 1. Konsep Dasar Tasawuf a Pengertian Tasawuf Secara lughat, “tasawuf” berasal dari bermacam-macam kata. Menurut Hamka sebagaimana dikutip oleh M. Solihin dalam buku Akhlak Tasawuf, tasawuf berasal dari berbagai kata seperti shifa berarti 2 suci bersih, shuf berarti “bulu binatang”, dan shufah yang berarti “golongan sahabat Nabi yang memisahkan diri di suatu tempat terpencil di samping masjid Nabi”. Ada juga yang mengatakan berasal dari kata shufanah yang berarti “sebangsa kayu mersik yang tumbuh di padang pasir tanah Arab”, atau juga kata shaf yang berarti “barisan jamaah ketika menunaikan shalat bersama-sama”. Kesemua pengertian tadi tampaknya mempunyai arti yang dekat kepada tasawuf. Apabil kita perhatikan dari bahasa Arab, maka kata tasawuf berasal dari tasrif tasawwaf-yatasawwafu-tasawwufan. Misalnya, tasawwafarrajulu, artinya “seorang laki-laki sedang bertasawuf”.2 Dilihat dari aspek bahasa, tasawuf adalah sikap mental yang selalu berusaha memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan, dan selalu bersikap bijaksana. Sikap dan jiwa yang demikian itu pada hakikatnya merupakan akhlak yang mulia. Dari sekian banyak defenisi yang ditampilkan oleh para ahli tentang tasawuf, Asmaran dalam buku Pengantar Studi Tasawuf mencoba untuk memaparkan beberapa pengertian yang berasal dari para pemikir dan cendekiawan muslim3 1 Ma’ruf al-Karkhi mengatakan, tasawuf ialah mengambil hakikat dan putus atas terhadap apa yang ada di tangan makhluk. Maka siapa yang tidak benar-benar fakir, dia tidak benar-benar bertasawuf. 2 Abu al-Husain al-Nuri mengatakan, tasawuf bukanlah wawasan atau ilmu, tetapi akhlak. Karena seandainya wawasan, maka ia dapat dicapai hanya dengan kesungguhan; dan seandainya ilmu ia akan dapat dicapai dengan belajar. Akan tetapi tasawuf hanya dapat dicapai dengan berakhlak dengan akhlak Allah. Dan engkau tidak mampu menerima akhlak ke-Tuhanan hanya dengan wawasan dan ilmu. 2 M. Solihin dan Rosyid Anwar, Akhlak Tasawuf Manusia, Etika, dan Makna Hidup Bandung Penerbit Nuansa, 2005, cet. 1, hlm. 150. 3 Asmaran As, Pengantar Studi Tasawuf Jakarta Raja Grafindo Pustaka, 2002 , hlm. 5253. 3 3 Abu Muhammad Ruwain mengatakan, tasawuf ialah membiarkan diri dengan Allah menurut kehendak-Nya. 4 Muhammad Ali al-Qassab memberi ulasan, tasawuf ialah akhlak yang mulia timbul pada masa yang mulia dari seseorang yang mulia di tengah-tengah kaumnya yang mulia. 5 Al-Junaedi menyimpulkan, tasawuf ialah membersihkan hati dari apa yang mengganggu perasaan kebanyakan makhluk, berjuang menanggalkan pengaruh budi yang asal instink kita, memadamkan sifat-sifat kelemahan kita sebagai manusia, menjauhi segala seruan hawa nafsu mendekati sifat-sifat suci kerohanian, dan bergantung pada ilmu hakikat, memakai barang terpenting dan terlebih kekal, menaburkan nasehat kepada semua umat manusia, memegang teguh janji dengan Allah dalam hal hakikat, dan mengikuti contoh Rasulullah dalam hal syari’ah. Melihat beberapa definisi di atas, dapatlah dipahami bahwa “tasawuf adalah takwa” dengan segala tingkatannya, baik yang berbentuk kasat mata al-Hissiyah ataupun maknawi. Takwa adalah akidah sekaligus akhlak, takwa adalah menyerahkan seluruh sikap penghambaan dan penyembahan hanya kepada Allah Swt., dan bergaul dengan manusia dengan dasar akhlak yang terpuji. b Orientasi ajaran Tasawuf Tasawuf merupakan pengejawantahan lebih lanjut dari ajaran ihsan, salah satu dari tiga serangkai ajaran agama, yaitu islam, iman dan ihsan. Jadi, apa yang diajarkan oleh tasawuf adalah tidak lain bagaimana menyembah Tuhan dalam suatu kesadaran penuh bahwa kita berada di dekat-Nya sehingga kita melihat-Nya atau bahwa Ia senantiasa mengawasi kita dan kita senantiasa berdiri di Dalam hubungan ini Harun Nasution mengatakan, Tasawuf atau sufisme mempunyai tujuan memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan. Sehingga disadari benar bahwa seseorang berada di hadirat Tuhan. Intisari dari tasawuf ialah kesadaran akan 4 Asmaran As, Pengantar Studi Tasawuf, hlm. 66. 4 adanya komunikasi dan dialog antara roh manusia dan Tuhan dengan mengasingkan diri dan c Isi Pokok Ajaran Tasawuf Ada tiga macam ajaran tasawuf, yaitu6 Tasawuf Akhlaqi tasawuf akhlak adalah laku tasawuf yang dihiasi dengan akhlak yang baik, sehat dan terpuji. Di sini, seorang pelaku tasawuf menghindari watak yang tidak sehat seperti riya’ pamer, sum’ah ingin didengar, ujub membanggakan diri, sombong, egois, dan sebagainya. Setelah menyingkirkan watak yang tidak sehat, seseorang lalu menghiasi diri dengan takwa dan ibadah, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan lain-lain. Pelaku tasawuf akhlaqi selalu bersikap adil dan menjauhi sikap pendusta dan zalim. Dia merasa selalu disaksikan oleh Yang Maha Mengetahui. Tasawuf Amali tasawuf amal. Ada beberapa istilah yang perlu diketahui yang terdapat dalam ajaran tasawuf amali. Pertama adalah Murid yang terdiri atas; Mubtadi’ seseorang yang baru mempelajari syariat, Mutawassith seseorang yang sudah mengetahui pengetahuan yang cukup tentang syariat Islam, dan Muntahi seseorang yang ilmu syariatnya telah matang. Selain itu, dia telah menjalani tharikat dan mendalami ilmu batiniah sehingga jiwanya bersih dan tidak melakukan maksiat. Tampak disini, syariat Islam berperan bagi orang-orang yang ingin memasuki lapangan tasawuf. Untuk itu, melaksanakan syariat Islam merupakan kriteria utama bagi seorang murid. Istilah kedua yang perlu diketahui dalam tasawuf amali adalah Syaikh, yaitu seorang pemimpin kelompok keruhanian. Syaikh adalah pengawas para murid dalam segala kehidupan. Syaikh ini disebut juga dengan Mursyid. Seorang murid harus 5 Harun Nasution, Filsafat & Mistisme dalam Islam Jakarta Bulan Bintang, 1973, hlm. 6 M. Solihin dan M. Rosyid Anawar, Akhlak Tasawuf Manusia, Etika, dan Makna Hidup, 56. hlm. 164. 5 tunduk, setia, dan rela dengan perlakuan apa saja yang ia terima dari syaikh-nya. Tasawuf Falsafi, adalah laku tasawuf yang menggunakan terminologi filsafat dalam pengungkapan ajarannya. Berdasarkan tasawuf falsafi, maka konsepsi Tuhan merupakan perkembangan lebih lanjut dari pemikiran para ahli kalam teolog dan filosof. Secara garis besar, tasawuf falsafi memiliki tiga konsepsi tentang Tuhan yang berakar dari Al-Qur’an dan hadis. Berikut penulis akan menguraikannya satu persatu. Pertama, konsepsi etika yang dipelopori dan berkembang di kalangan zuhud sebagai bibit permulaan timbulnya tasawuf. Dzat Tuhan dianggap sebagai kekuasaan, daya, dan iradat yang mutlak. Tuhan adalah pencipta yang tertinggi dari segala sesuatu, termasuk tingkah laku manusia. Kedua, konsepsi etika, yaitu tentang Tuhan dalam estetika. Tasawuf bersumber dari anggapan bahwa Tuhan dan manusia berkomunikasi timbal balik. Rasa cinta yang luar biasa kepada Tuhan adalah karakteristik konsepsi estetika ini yang pertama kali dimunculkan oleh Rabi’ah al-Adawiyah. Jika seorang sufi menyembah Tuhan, maka sebenarnya dia ingin mendapat sambutan cinta dari-Nya. Ketiga, konsepsi kesatuan wujud, yaitu bahwa dalam diri manusia terdapat unsur-unsur ketuhanan, karena dia merupakan pancaran dari Nur Ilahi. Oleh karena itu, jiwa manusia selalu berusaha kembali bersatu dengan sumber asalnya. Jadi alam semesta dan berbagai fenomena di dunia ini hanyalah bayangan dari realita sesungguhnya, yaitu Tuhan. Satu-satunya wujud yang hakiki adalah wujud Tuhan yang menjadi dasar bagi adanya segala sesuatu. 2. Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Tauhid a Pengertian Ilmu Tauhid Menurut Syeh M. Abduh, ilmu tauhid ilmu kalam ialah ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan, sifat-sifat yang mesti ada pada- 6 Nya, sifat-sifat yang boleh ada pada-Nya; membicarakan tentang Rasul, untuk menetapkan keutusan mereka, sifat-sifat yang boleh dipertautkan kepada mereka, dan sifat-sifat yang tidak mungkin terdapat pada Ilmu tauhid adalah sumber semua ilmu-ilmu keislaman, sekaligus yang terpenting dan paling utama. Allah SWT berfirman هفاَمعلهمم أهناها هل إإلههه إإال ا اا “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan Yang Haq melainkan Allah.” Muhammad 19 Seandainya ada orang yang tidak mempercayai keesaan Allah atau mengingkari perkara-perkara yang menjadi dasar ilmu tauhid, maka orang itu dikategorikan bukan muslim dan digelari kafir. Begitu pula halnya, seandainya seorang muslim menukar kepercayaannya dari mempercayai keesaan Allah, maka kedudukannya juga sama adalah kafir. Ilmu Tauhid juga disebut; Ilmu Aqa’id Aqdun artinya tali atau pengikat. Aqa’id adalah bentuk jama’ dari Aqdun. Disebut Aqa’id, karena di dalamnya mempelajari tentang keimanan yang mengikat hati seseorang dengan Allah, baik meyakini wujud-Nya, ke-Esaan-Nya atau kekuasaan-Nya. Ilmu Kalam Kalam artinya pembicaraan. Disebut ilmu kalam, karena dalam ilmu ini banyak membutuhkan diskusi, pembahasan, keterangan-keterangan dan hujjah alasan yang lebih banyak dari ilmu lain. Ilmu Ushuluddin Ushuluddin artinya pokok-pokok agama. Disebut Ilmu Ushuluddin, karena di dalamnya membahas prinsip-prinsip ajaran agama, sedang ilmu yang lainnya disebut furu’al-Din cabang-cabang agama, yang harus berpijak di atas ushuluddin. 7 M. Hanafi, Pengantar Teologi Islam Jakarta PT. Pustaka Al Husna Baru, 2003, hlm. 2. 7 Ilmu Ma’rifat Ma’rifat artinya pengetahuan. Disebut ilmu ma’rifat, karena di dalamnya mengandung bimbingan dan arahan kepada umat manusia untuk mengenal Khaliqnya. 8 Berdasarkan penjelasan di atas, maka bisa dipahami bahwa Ilmu Tauhid adalah ilmu tentang ketuhanan yang didasarkan atas prinsip-prinsip dan ajaran Islam; termasuk di dalamnya persoalanpersoalan gaib. b Bidang Pembahasan Ilmu Tauhid Tauhid mempunyai beberapa bidang pembahasan, diantaranya ada 6 yaitu Iman kepada Allah, tauhid kepada-Nya, dan ikhlash beribadah hanya untuk-Nya tanpa sekutu apapun bentuknya. Iman kepada rasul-rasul Allah para pembawa petunjuk Ilahi, mengetahui sifat-sifat yang wajib dan pasti ada pada mereka seperti jujur dan amanah, mengetahui sifat-sifat yang mustahil ada pada mereka seperti dusta dan khianat, mengetahui mu’jizat dan bukti-bukti kerasulan mereka, khususnya mu’jizat dan bukti-bukti kerasulan Nabi Muhammad saw. Iman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para Nabi dan Rasul sebagai petunjuk bagi hamba-hamba-Nya sepanjang sejarah manusia yang panjang. Iman kepada malaikat, tugas-tugas yang mereka laksanakan, dan hubungan mereka dengan manusia di dunia dan akhirat. Iman kepada hari akhir, apa saja yang dipersiapkan Allah sebagai balasan bagi orang-orang mukmin surga maupun orang-orang kafir neraka. Iman kepada takdir Allah yang Maha Bijaksana yang mengatur dengan takdir-Nya semua yang ada di alam semesta ini. Dari penjelasan di atas, maka bisa dipahami bahwa ilmu tauhid mengandung ajaran dasar yang diwahyukan Tuhan melalui rasul-rasulNya kepada masyarakat manusia, dan penjelasan para pemuka atau pakar agama yang membentuk ajaran agama. Ajaran dasar agama 8 Zakaria, A, Pokok-pokok Ilmu Tauhid. Garut IBN AZKA Press, 2008, hlm. 11. 8 bersifat absolut, sedangkan penjelasan ahli agama bersifat relatif, nisbi, bisa berubah dan dapat diubah sesuai dengan perkembangan zaman. c Hubungan dengan Tasawuf Dalam kaitannya dengan ilmu tauhid, ilmu tasawuf berfungsi sebagai pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman ketuhanan. Penghayatan yang mendalam melalui hati terhadap ilmu tauhid atau ilmu kalam menjadikan ilmu tasawuf lebih terhayati atau teraplikasikan dalam perilaku. Dengan demikian, ilmu tasawuf merupakan penyempurna ilmu tauhid jika dilihat dari sudut pandang bahwa ilmu tasawuf merupakan sisi terapan rohaniah dari ilmu tauhid. Selain itu, ilmu tasawuf mempunyai fungsi sebagai pemberi kesadaran rohaniah dalam perdebatan ilmu kalam. Sebagaimana disebutkan bahwa ilmu kalam dalam dunia Islam cenderung menjadi sebuah ilmu yang mengandung muatan rasional dan muatan naqliah. Jika tidak diimbangi oleh kesadaran rohaniah ilmu kalam dapat bergerak ke arah yang lebih liberal dan bebas. Disinilah ilmu tasawuf berfungsi memberi muatan rohaniah sehingga ilmu kalam tidak dikesani sebagai dialektika keislaman belaka yang kering dari kesadaran penghayatan atau sentuhan secara qalbiyah hati.9 Tasawuf Islam tidak akan ada kalau tidak ada tauhid, tegasnya tiada guna pembersihan hati kalau tidak beriman. Tasawuf Islam yang sebenarnya adalah hasil dari aqidah yang murni dan kuat yang sesuai dengan kehendak Allah dan Rasul-nya. Perlu diingat bahwa lapangan tasawuf itu adalah Beberapa hal yang dapat menjelaskan bagaimana sebenarnya hubungan ilmu tasawuf dengan ilmu kalam menurut Tiswani dalam bukunya Buku Daras Akhlak Tasawuf 1 Dilihat dari materi, ilmu kalam terkesan tidak menyentuh rasa rohaniah sedangkan ilmu tasawuf dapat menyentuh rasa rohaniah seorang hamba. 9 Rosihan Anwar, Ilmu Tasawuf Pustaka Setia Bandung, 2007, hlm. 88. Yunasril Ali, Pengantar Ilmu Tasawuf Jakarta Pedoman ilmu jaya,1987, hlm. 35-36. 10 9 2 Dalam ilmu kalam ditemukan pembahasan iman dan defenisinya, kekufuran dan manifestasinya, serta kemunafikan dan batasannya. Sementara itu pada ilmu tasawuf ditemukan pembahasan jalan atau metode praktis untuk merasakan keyakinan dan ketentraman, serta upaya untuk menyelamatkan diri dari kemunafikan. 3 Selain itu, ilmu tasawuf berfungsi sebagai pemberi kesadaran rohaniah dalam perdebatan 3. Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Fiqih a Pengertian Ilmu Fiqih Kata fiqih فقهsecara bahasa memiliki dua makna. Makna pertama adalah al-Fahmu al-Mujarrad, yang artinya adalah mengerti secara langsung atau sekedar mengerti Makna yang kedua adalah alFahmu al-Daqiq, yang artinya adalah mengerti atau memahami secara mendalam dan lebih luas. Dalam prakteknya, istilah fiqih ini lebih banyak digunakan untuk ilmu agama secara umum, dimana seorang yang ahli di bidang ilmuilmu agama sering disebut sebagai faqih, sedangkan seorang yang ahli di bidang ilmu yang lain, kedokteran atau arsitektur misalnya, tidak disebut sebagai faqih atau ahli Sedangkan secara istilah, kata fiqih didefinisikan oleh para ulama dengan berbagai definisi yang berbeda-beda. Al Imam Abu Hanifah mempunyai definisi yang unik tentang fiqih, yaitu Mengenal jiwa manusia terkait apa yang menjadi hak dan kewajibannya. 14 Sebenarnya definisi ini masih terlalu umum, bahkan masih juga mencakup wilayah akidah dan keimanan bahkan juga termasuk wilayah akhlaq. Sehingga 11 12 13 Tiswani, Akhlak Tasawuf Bina Pratama Jakarta,2007, hlm. 95-96. Muhammad bin Mandhur, Lisanul Arab, madah fiqih Al Mishbah Al Munir Muhammad bin Abu Bakar bin Abdul Qadir Ar Razi, Mukhtar Ash Shihah, jilid 1, hlm. 213. 14 Ubaidillah bin Mas’ud Al Mahbubi Al Bukhari Al Hanafi, At Taudhih ala At Tanqih, jilid 1, hlm. 10. 10 fiqih yang dimaksud oleh beliau ini disebut juga dengan istilah Al Fiqh al Akbar. Adapun definisi yang lebih mencakup ruang lingkup istilah fiqih yang dikenal para ulama adalah15 اللععلِم با لحأكا م الشرعية العملِية المكتسب من أدلتها التفصيلِية "Ilmu yang membahas hukum-hukum syariat bidang amaliyah perbuatan nyata yang diambil dari dalil-dalil secara rinci." Dalam artian ilmu fiqih adalah ilmu untuk mengetahui hukum Allah yang berhubungan dengan segala amaliah mukallaf baik yang wajib, sunah, mubah, makruh atau haram yang digali dari dalil-dalil yang jelas tafshili. Produk ilmu fiqih adalah “fiqih”. Sedangkan kaidah-kaidah istinbath mengeluarkan hukum dari sumbernya dipelajari dalam ilmu “Ushul Fiqih”. b Bidang Pembahasan Ilmu Fiqih Ilmu Fiqh merupakan kumpulan aturan yang meliputi segala sesuatu, memberi ketentuan hukum terhadap semua perbuatan manusia, baik dalam urusan pribadinya sendiri maupun dalam hubungannya dengan manusia lain dan dalam hubungannya dengan umat yang lain. Pembahasan Ilmu Fiqh pada dasarnya dibagi menjadi dua bidang, yaitu bidang Ibadah dan bidang Mu’amalah. Bidang mu’amalah ini bisa disebut juga bidang adat al-adat yaitu aturan-aturan yang dimaksudkan untuk mengatur hubungan manusia sebagai perorangan maupun sebagai golongan, atau dengan perkataan lain, aturan-aturan untuk mewujudkan kepentingan-kepentingan Apabila pembidangan itu hanya dua, maka pengertian mu’amalah disini adalah mu’amalah dalam arti yang luas. Di dalamnya termasuk bidang–bidang hukum keluarga, pidana, perdata, acara, hukum internasional dan lain sebagainya. Sebab, ada pula pengertian 15 16 Adz Dzarkasyi, Al Bahrul Muhith, jilid 1, A. Hanafi Pengantar dan Sejarah Hukum Islam Jakarta Bulan Bintang, 1970, hlm. 32. 11 mu’amalah dalam arti yang sempit, yaitu hanya menyangkut hukum perdata Berdasarkan penjelasan di atas, bisa diambil sebuah pemahaman bahwa pembidangan ilmu fiqh menjadi dua bagian besar, yaitu Bidang Fiqh Ibadah Mahdhah adalah aturan yang mengatur hubungan muslim dengan Allah SWT. dan bidang Fiqh Mu’amalah dalam arti yang luas, yakni interaksi keseharian seorang muslim dalam bermasyarakat. c Hubungan dengan Tasawuf Sebagaimana yang kita ketahui, pembahasan kitab-kitab fiqih selalu dimulai dari thaharah tata cara bersuci, lalu berlanjut pada persoalan-persoalan kefiqihan lainnya. Namun, pembahasan ilmu fiqih tentang thaharah dan lainnya tidak secara langsung terkait dengan pembicaraan nilai-nilai ruhaniahnya. Padahal, thaharah akan terasa lebih bermakna jika disertai pemahaman ruhaniah. Untuk memberikan pemahaman keruhaniahan dalam fiqih, ilmu tasawuf tampaknya merupakan pilihan yang paling tepat. Karena di dalam tasawuf terdapat pembahasan yang mayoritas bersifat batiniyah. Sehingga tasawuf dapat memberikan corak batiniyah terhadap fiqih. Corak batin yang dimaksud, seperti ikhlas dan khusyu’ berikut jalannya masing-masing. Bahkan ilmu ini mampu menumbuhkan kesiapan manusia untuk melaksanakan hukum-hukum fiqih. Alasannya, pelaksanaan kewajiban manusia tidak akan sempurna tanpa perjalanan Ma’rifat secara rasa al-Ma’rifat al-Dzauqiyah terhadap Allah melahirkan pelaksanaan terhadap hukum-hukum-Nya secara sempurna. Dari sinilah dapat diketahui kelirunya pendapat yang menuduh perjalanan menuju Allah dalam tasawuf sebagai tindakan melepaskan diri dari hukum-hukum Allah. Hal ini sangat menegaskan bahwa Ilmu Tasawuf dan Ilmu Fiqih adalah dua disiplin ilmu yang saling melengkapi. Setiap orang harus menempuh keduanya, dengan catatan bahwa kebutuhan perseorangan 17 18 Syahru Anwar, Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh Bogor Ghalia Indonesia, 2010, hlm. 60. Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, hlm. 90. 12 terhadap kedua disiplin ilmu sangat beragam sesuai dengan kadar kualitas ilmunya. Dari sini dapat dipahami bahwa ilmu fiqih, yang terkesan sangat formalistic-lahiriah, menjadi sangat kering atau kaku dan tidak mempunyai makna bagi penghambaan seseorang jika tidak diisi dengan muatan kesadaran rohaniah yang dimiliki oleh tasawuf. Begitu juga sebaliknya, tasawuf akan terhindar dari sikap-sikap merasa suci sehingga tidak perlu lagi memperhatikan kesucian lahir yang diatur dalam Keterkaitan antara Ilmu Fiqih dengan Ilmu Tasawuf 1 Ilmu Tasawuf mampu menumbuhkan kesiapan manusia untuk melaksanakan hukum-hukum fiqih. 2 Ilmu Fiqih merupakan jembatan yang harus dilalui oleh seseorang yang ingin mendalami ajaran tasawuf. 3 Tasawuf dan Fiqih merupakan dua disiplin ilmu yang saling 4. Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Filsafat a Pengertian Ilmu Filsafat Filsafat adalah kata majmuk yang berasal dari bahasa yunani philosophia dan philoshopos. Philo, berarti cinta loving, sedangkan Sophia atau sophos, berarti pengetahuan atau kebijaksanaan wisdom.21 Jadi, filsafat secara sederhana berarti cinta terhadap pengetahuan atau kebijaksanaan. Pengertian cinta yang dimaksudkan disini adalah dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin dan dengan rasa keinginan itulah ia berusaha mencapai atau mendalami hal yang diinginkan. Demikian juga yang dimaksud dengan pengetahuan, yaitu mengetahui dengan mendalam sampai ke akar-akarnya atau sampai ke dasar segala dasar. Filsafat mempunyai banyak definisi dari para pemikir atau filosof. Antara lain 1 Plato mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada. 19 Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf , hlm. 91-92. Tiswani, Akhlak Tasawuf , hlm. 98-99. 21 K. Bertens, Sejarah Filsafat Yunani Yogyakarta Yayasan Kanisius, 1984, Cet. IV, 20 hlm. 13. 13 2 Aristoteles berpendapat bahwa filsafat merupakan metode atau cara yang digunakan untuk menyelidiki sebab dan asal suatu benda. 3 Al–Farabi menyatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang ada dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya. 4 Immanuel Kant mendefinisikan bahwa filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu 1 apakah yang dapat kita ketahui metafisika, 2 apakah yang boleh kita kerjakan etika, 3 sampai dimanakah harapan – harapan kita agama, dan 4 apakah yang dinamakan manusia antropologi. 5 Harun Nasution menyatakan pendapatnya bahwa filsafat adalah berfikir menurut tata tertib logika dan bebas tidak terikat tradisi, agama atau dogma dan dengan sedalam– dalamnya sehingga sampai ke dasar Dari beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa filsafat ialah suatu proses berfikir rasional dalam mencari hakikat sesuatu secara sistematis, menyeluruh dan mendasar. Dikatakan menyeluruh karena berfikir berdasarkan logika yang rasional untuk memahami segala sesuatu termasuk diri sendiri yang hakikatnya mencari kebenaran yang harus dinyatakan dalam bentuk komprehensif. Dan dikatakan mendasar karena mampu memberikan penjelasan pengalaman atau kenyataan empiris sampai ke dasar–dasarnya sehingga tidak ada suatu yang tabu bagi kegiatan berfikir filsafat. b Bidang Pembahasan Filsafat Adapun objek bahasan filsafat terbagi menjadi tiga bahasan pokok 1 Ontologi al-Wujud Pembahasan ontologi mencakup hakekat segala yang ada alMaujudat. Pada umumnya bahasan “yang ada” terbagi menjadi 22 Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel, Pengantar Filsafat IAIN Sunan Ampel press, Surabaya, 2012, hlm. 2. 14 dua bidang, yakni fisika dan metafisika. Bidang fisika mencakup tentang manusia, alam semesta, dan segala sesuatu yang terkandung di dalamnya, baik benda hidup maupun benda mati. Sedangkan metafisika membahas ketuhanan dan masalah imateri. 2 Epistemologi al-Ma’rifat Pembahasan epistemologi bersangkutan dengan hakikat pengetahuan dan cara bagaimana atau dengan sarana apa pengetahuan dapat diperoleh. 3 Aksiologi al-Qoyyim Pembahasan aksiologi bersangkutan dengan hakikat nilai. Dalam menentukan hakikat atau ukuran baik dan buruk dibahas dalam filsafat etika atau akhlak. Dalam menentukan hakikat atau ukuran benar dan salah dibahas dalam filsafat logika atau mantiq. Dalam menentukan hakikat atau ukuran indah dan tidaknya dibahas dalam filsafat estetika atau jamal. c Hubungan dengan Tasawuf Dalam segi praktis, filsafat berarti alam pikiran atau alam berpikir. Berfilsafat artinya berpikir, namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan Filsafat adalah orang yang memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam. 24 Jadi, ilmu filsafat ditinjau dari segi praktis adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu. Adapun ilmu tasawuf yang berkembang di dunia Islam tidak dapat dinafikan dari sumbangan pemikiran kefilsafatan. Ini dapat dilihat dalam kajian-kajian tasawuf yang berbicara tentang jiwa. Secara jujur harus diakui bahwa terminologi jiwa dan roh itu sendiri sesungguhnya terminologi yang banyak dikaji dalam pemikiran-pemikiran filsafat. Kajian-kajian tentang jiwa dalam pendekatan kefilsafatan ternyata telah banyak memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi 23 Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Bandung Rosda Karya 2003, hlm. 124 Muhammad Sholikhin, Filsafat dan Metafisika dalam Islam Yogyakarta Narasi, 2008, hlm. 57 24 15 kesempurnaan kajian tasawuf dalam dunia Islam. Kajian-kajian kefilsafatan tentang jiwa dan roh kemudian banyak dikembangkan dalam tasawuf. Menurut sebagian ahli tasawuf, jiwa adalah roh setelah bersatu dengan jasad. Penyatuan roh dan jasad melahirkan pengaruh yang ditimbulkan oleh jasad terhadap roh. Pengaruh-pengaruh ini akhirnya memunculkan kebutuhan-kebutuhan jasad yang dibangun Oleh karena itu, Ilmu tasawuf sangat erat kaitannya dengan ilmu filsafat. Menurut Tiswani dalam bukunya Buku Daras Akhlak Tasawuf menyatakan 1 Ilmu tasawuf dan ilmu filsafat sama-sama mempunyai tujuan yakni mencari kebenaran sejati atau kebenaran tertinggi. 2 Ilmu filsafat lebih menitikberatkan pada teori, sedangkan ilmu tasawuf pada aplikasi. 3 Tasawuf landasannya berpijak dan bertolak dari perasaan sedangkan filsafat landasannya berpijak pada rasio dan kepandaian menggunakan akal pikiran. 4 Filsafat turut mempengaruhi materi-materi dalam 5. Hubungan Tasawuf dengan Ilmu Jiwa Psikologi a Pengertian Psikologi Psikologi adalah ilmu yang sudah mulai berkembang sejak abad 17 dan 18 serta nampak pesat kemajuannya pada abad 20. Pada awalnya ilmu ini adalah bagian daripada filsafat sebagaimana pula ilmu-ilmu yang lain seperti misalnya ilmu hukum tatanegara maupun ilmu ekonomi, namun kemudian memisahkan diri dan berdiri sebagai ilmu “Psikologi“ berasal dari perkataan Yunani ”Psyche” yang artinya jiwa, dan ”Logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Secara etimologi 25 Rosihan Anwar, Ilmu Tasawuf, hlm. 92. Tiswani, Akhlak Tasawuf, hlm. 97. 27 Sudarsono Ardhana, Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum Surabaya Usaha Nasional, 1963, hlm. 3. 26 16 psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya. 28 Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Menurut Chaplin psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai prilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah Menurut Rosleny Marliany, psikologi dapat diartikan ilmu jiwa. Makna ilmu jiwa bukan mempelajari jiwa dalam pengertian jiwa sebagai soul atau roh, tetapi lebih mempelajari kepada gejala-gejala yang tampak dari manusia yang ditafsirkan sebagai latar belakang kejiwaan seseorang atau spirit dari manusia sebagai mahluk yang Pengertian psikologi di atas menunjukkan beragamnya pendapat para ahli psikologi. Perbedaan tersebut bermuasal pada adanya perbedaan titik berangkat para ahli dalam mempelajari dan membahas kehidupan jiwa yang kompleks ini. Dan dari pengertian tersebut paling tidak dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu, dimana individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya. Dalam artian bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya. b Bidang Pembahasan Psikologi 28 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial Jakarta PT Rineka Cipta, 2007, hlm. 1. Abu Ahmadi, Psikologi Umum Semarang Rineka Cipta, 1991, hlm. 4. 30 Rosleny Marliany, Psikologi Umum Bandung CV Pustaka Setia, 2010, hlm. 13. 29 17 1 Objek Material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari atau diselidiki, atau suatu unsur yang ditentukan atau sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran, objek material mencakup apa saja, baik hal-hal konkret kerohanian, nilai-nilai, ide-ide. Dan Objeknya yaitu 2 Objek Formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal juga digunakan sebagai pembeda ilmu yang satu dengan ilmu yang lain antropologi, sosiologi, dan lain-lain. Objeknya yaitu dari segi tingkah laku manusia, objek tersebut bersifat empiris atau nyata, yang dapat diobservasi untuk memprediksi, menggambarkan sesuatu yang dilihat. Caranya melihat gerak gerik seseorang, bagaimana ia melakukan sesuatu dan melihat dari c Hubungan dengan Tasawuf Pembahasan Tasawuf sangat erat kaitannya dengan pembahasan penyucian diri atau jiwa manusia. Dalam hal ini akan terlihat adanya hubungan antara jiwa dan raga manusia, dimana ketika seseorang melakukan proses penyucian jiwa melalui riyadhah, maka akan terjadi proses transformasi diri. Misalnya ketika seseorang sudah berhasil menahan diri dari sifat amarah, maka akan terpancar pada dirinya sifat penyabar. Karena orang lain akan tahu bahwa seseorang itu penyabar dari penampilan dirinya. Adanya keterkaitan antara jiwa dan raga dalam pembahasan tasawuf inilah yang menjadikan tasawuf erat hubungannya dengan psikologi yang banyak membahas tentang jiwa. Dan sekarang ini kajian tentang jiwa yang lebih ditekankan pada personality kepribadian disebut dengan Transpersonal Psikologi. Kalau dulu istilahnya kesehatan mental. Problem kepribadian mental meliputi semua unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap, dan perasaan; yang mana semua itu akan sangat mempengaruhi perilaku seseorang dalam menghadapi masalah. Dalam 31 32 Alex Sobur, Psikologi Umum Bandung Pustaka Setia, 2003, Alex Sobur, Psikologi Umum, hlm. 42. 18 hal inilah muncul dua kondisi manusia yaitu yang sehat mental dan yang kurang sehat mental. Orang yang sehat mental adalah orang yang mampu mengatasi persoalan-persoalan pribadinya sehingga kebahagiaan dalam hidupnya. Misalnya ketika ada masalah dia tidak mudah stres, tapi mencoba mencari solusi pemecahannya dengan cara mencari sebab-sebab permasalahannya. Orang yang sehat mentalnya tentulah tercermin dalam diri orang yang baik kepribadiannya yang sangat tercermin dalam tingkah laku atau Sebaliknya, golongan yang kurang sehat mentalnya sangatlah luas, mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat. Dari orang yang merasa terganggu kesehatan hatinya, sampai orang yang sakit jiwa. Gejala-gejala umum yang terdapat pada mereka yang kurang sehat dapat dilihat dalam beberapa segi, misalnya dalam segi perasaan; yaitu perasaan terganggu, tidak tentram, rasa gelisah, rasa iri, rasa sedih yang tidak beralasan, dan lain Perhatian pakar ilmu jiwa kontemporer lebih banyak dicurahkan untuk membahas persoalan “kesadaran” dan “ketidak-sadaran”, dorongan-dorongan kejiwaan, kecenderungan, aktifitas kejiwaan dan akal, pikiran individu dan kelompok serta membahas berbagai teori ilmu jiwa yang berbeda-beda. Sekalipun pakar ilmu jiwa kontemporer telah banyak membicarakan persoalan yang terkait dengan kejiwaan, akan tetapi tidak pernah menyinggung permasalahan hakikat jiwa dan hakikat penyakitnya. Mereka hanya berhenti pada tingkatan fenomena lahirnya kejiwaan Sesungguhnya kaum sufi adalah orang-orang yang telah memberikan sumbangan studi kejiwaan dengan membahas tentang siratan-siratan hati dan kendala-kendala jiwa, yang dinilai oleh para sufi sebagai landasan dalam mengawali suatu perbuatan. Kaum sufi berpendapat bahwa perilaku lahiriyah manusia sebenarnya bukanlah merupakan kepribadian manusia, akan tetapi unsur yang paling utama 33 Rosihan Anwar, Ilmu Tasawuf, hlm. 94. Rosihan Anwar, Ilmu Tasawuf, hlm. 95. 35 Amir an-Najar, Ilmu Jiwa dalam Tasawuf Jakarta Pustaka Azzam, 2001, hlm. 142. 34 19 dalam kepribadiannya adalah “al-Khuluq”, yaitu perilaku batin. AlKhuluq merupakan lembaga yang solid di dalam jiwa manusia yang dapat menampilkan segala bentuk perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan proses berpikir dan Perlu diketahui, terapi jiwa sufistik ternyata bukan hanya merupakan teori semata, akan tetapi juga merupakan terapan. Para sufi telah membuat diagnosa bagaimana cara mereka memberikan pengobatan kejiwaan bagi para pasiennya. Mereka kaum sufi menjelaskan kepada pasiennya bagaimana cara untuk mencapai kesempurnaan jiwa, melalui pengembangan ruh keimanan di dalam jiwa-jiwa yang lemah serta menghimbau mereka agar menyucikan jiwa dan niatnya, memperkuat azamnya dan menyerahkan segala persoalan yang sedang dihadapi kepada Allah, mengajak mereka agar menjadi pribadi tawakal, penuh dengan kejujuran dan keikhlasan, serta makan dengan makanan yang halal. Kemudian para sufi beranjak kepada pengobatan kejiwaan yang kacau, lemah, melalui dzikir yang benar yang dapat memberikan ketenangan kepada jiwa dan Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa tasawuf dan psikologi memiliki hubungan yang erat sekali, hal ini juga dapat kita lihat dari uraian berikut 1 Ilmu tasawuf dalam pembahasannya menekankan unsur jiwa atau bathin manusia, begitu juga ilmu psikologi. 2 Ilmu psikologi membahas masalah kesehatan mental, dan hal apa saja yang membuat kerusakan pada mental sedangkan ilmu tasawuf memberikan langkah-langkah praktis agar orang senantiasa dapat memiliki mental yang sehat dan bathin yang suci. 3 Ilmu tasawuf memberikan obat bagi penyakit-penyakit mental manusia. Mental menjadi sakit bila manusia tidak tenang bathinnya dan jauh dari Allah. Ketidak-tenangan ini membuat 36 37 Amir an-Najar, Ilmu Jiwa dalam Tasawuf, hlm. 142. Amir an-Najar, Ilmu Jiwa dalam Tasawuf, hlm. 202 20 manusia menjadi sakit mental, dan akhirnya akan bermuara pada prilaku yang tidak normal dan selalu melanggar normanorma akhlak yang C. Kesimpulan Pada pembahasan ini dapat penulis simpulkan, bahwa sebagai sebuah disiplin ilmu keislaman, tasawuf tidak dapat terlepas dari keterkaitannya dengan ilmu-ilmu keislaman lainnya yakni ilmu, tauhid, fiqih, filsafat, dan bahkan psikologi. Bisa dikatakan keseluruhannya memiliki hubungan yang sangat erat. Adapun rincian hubungan tasawuf dengan keempat disiplin ilmu tersebut, diantaranya sebagai berikut Hubungan tasawuf dengan Tauhid 1 Dilihat dari materi, ilmu kalam terkesan tidak menyentuh rasa rohaniah sedangkan ilmu tasawuf dapat menyentuh rasa rohaniah seorang hamba. 2 Dalam ilmu kalam ditemukan pembahasan iman dan defenisinya, kekufuran dan manifestasinya, serta kemunafikan dan batasannya. Sementara itu pada ilmu tasawuf ditemukan pembahasan jalan atau metode praktis untuk merasakan keyakinan dan ketentraman, serta upaya untuk menyelamatkan diri dari kemunafikan. 3 Selain itu, ilmu tasawuf berfungsi sebagai pemberi kesadaran rohaniah dalam perdebatan kalam. Hubungan tasawuf dengan Fiqih 1 Ilmu tasawuf mampu menumbuhkan kesiapan manusia untuk melaksanakan hukum-hukum fiqih. 2 Ilmu fiqih merupakan jembatan yang harus dilalui oleh seseorang yang ingin mendalami ajaran tasawuf. 3 Tasawuf dan fiqih merupakan dua disiplin ilmu yang saling menyempurnakan. Hubungan tasawuf dengan Filsafat 1 Ilmu tasawuf dan ilmu filsafat sama-sama mempunyai tujuan yakni mencari kebenaran sejati atau kebenaran tertinggi. 2 Ilmu filsafat lebih menitikberatkan pada teori, sedangkan ilmu tasawuf pada aplikasi. 38 Tiswani, Akhlak Tasawuf, hlm. 101 21 3 Tasawuf landasannya berpijak dan bertolak dari perasaan sedangkan filsafat landasannya berpijak pada rasio dan kepandaian menggunakan akal pikiran. 4 Filsafat turut mempengaruhi materi-materi dalam tasawuf. Hubungan tasawuf dengan Psikologi 1 Ilmu tasawuf dalam pembahasannya menekankan unsur jiwa atau bathin manusia, begitu juga ilmu psikologi. 2 Ilmu psikologi membahas masalah kesehatan mental, dan hal-hal apa saja yang membuat kerusakan pada mental sedangkan ilmu tasawuf memberikan langkah-langkah praktis agar orang senantiasa dapat memiliki mental yang sehat dan bathin yang suci. 3 Ilmu tasawuf memberikan obat bagi penyakit-penyakit mental manusia. Mental menjadi sakit bila manusia tidak tenang bathinnya dan jauh dari Allah. Ketidaktenangan ini membuat manusia menjadi sakit mental, dan akhirnya akan bermuara pada prilaku yang tidak normal dan selalu melanggar norma-norma akhlak yang berlaku. 22 DAFTAR PUSTAKA Adz Dzarkasyi, Al Bahrul Muhith, jilid 1 Ahmadi, Abu. 1991 Psikologi Umum. Semarang Rineka Cipta -. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta PT Rineka Cipta al-Hanif , Abu Jihaduddin Rifqi. 1990. Mempertajam Mata Hati. Bintang Pelajar ali, pengantar ilmu tasawuf. Jakarta Pedoman ilmu jaya an-Najar, Amir. 2001. Ilmu Jiwa dalam Tasawuf. Jakarta Pustaka Azzam Anwar, Rosihan. 2007. Ilmu Tasawuf. Pustaka Setia Bandung. Anwar, Syahru. 2010. Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh. Bogor Ghalia Indonesia Ardhana, Sudarsono. 1963. Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum. Surabaya Usaha Nasional Ar Razi, Muhammad bin Abu Bakar bin Abdul Qadir .Mukhtar Ash Shihah, jilid 1 As, Asmaran. 2002. Pengantar Studi Tasawuf. Jakarta RajaGrafindo Pustaka 23 Bertens, K. 1984. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta Yayasan Kanisius, Cet. IV Hanafi, A. 1970. Pengantar dan Sejarah Hukum Islam. Jakarta Bulan Bintang. Hanafi, M. 2003. Pengantar Teologi Islam. Jakarta PT. Pustaka Al Husna Baru Marliany, Rosleny. 2010. Psikologi Umum. Bandung CV Pustaka Setia Muhammad bin Mandhur, Lisanul Arab, madah fiqih Al Mishbah Al Munir Nasution, Harun. 1973. Filsafat agama. Jakarta Bulan Bintang -. 1973. Filsafat & Mistisme dalam Islam Jakarta Bulan Bintang Nicholson, Fi al-Tasawuf al-Islam wa Tarikhuh, terj. Abu al-Ala Afifi, Kairo Lajnah al-Ta’lif wa al-Tarjamah wa al-Nasyr, 1969. Sholikhin, Muhammad. 2008. Filsafat dan Metafisika dalam Islam. Yogyakarta Narasi Solihin, M. dan M. Rosyid Anawar. 2005. Akhlak Tasawuf Manusia, Etika, dan Makna Hidup. Bandung Penerbit Nuansa Sobur, Alex .2003. Psikologi Umum. Bandung Pustaka Setia Tafsir, Ahmad. 2003. Filsafat Umum. Rosda Karya Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel. 2012. Pengantar Filsafat. Surabaya IAIN Sunan Ampel press Tiswani. 2007. Akhlak Tasawuf. Jakarta Bina Pratama Ubaidillah bin Mas’ud Al Mahbubi Al Bukhari Al Hanafi, At Taudhih ala At Tanqih, jilid 1 Zakaria, A. 2008. Pokok-pokok Ilmu Tauhid. Garut IBN AZKA Press Zar, Sirajuddin .2010. Filsafat Islam. Jakarta Raja Group Persada 24
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Assalamualaikum wr wb. Saya Melinda dari TBI 2, T20186072. Disini saya akan mencoba untuk menulis sebuah artikel untuk memenuhi tugas UTS Ilmu Fiqih. Semoga artikel ini bisa menambah pengetahuan para pembaca amin. Saya akan membahas tentang hubungan ilmu fiqih dengan ilmu-ilmu lainnya. LETS GO~~~Baca juga Fiqh Muamalah Harta dan Pemberian Tanpa Pengganti Hibah, Sedekah, HadiahHubungan ilmu fiqih dengan ilmu tasawuf itu seperti ruh dan jasad, jika tidak ada satu sama lain maka tidak akam berfungsi. Contoh lain seperti dalam mempelajari ilmu tasawuf yang mwmpelajari tentang upaya untuk memperindah akhlak, nah dalam ilmu fiqih hanya membahas tentang rukun-rukum solat, tidak membahas tentang keikhlasan dalam melaksanakan solat, keikhlasan inilah yang dibahas dalam ilmu tasawuf. Jadi sudah jelas ilmu fiqih ini sangat berhubungan dengan ilmu tasawuf. Baca juga Nashaihul Ibad, Bukan Kitab Fiqh Biasa! Menasihati, Menenangkan, Meski Tanpa Suara Hubungan ilmu fiqih dengan ilmu kalam yaitu, ilmu kalam itu membahas tentang masalah ketuhanan yang berkaitan dengan dalil shahih. Nah tentunya para ahli ilmu kalam sebelum menciptakan tentang aliran-aliran ketuhanan, beliau sudah mempelajari hukum-hukjm islam yang mana ada pada ilmu ilmu fiqih dengan ilmu filsafat, para filosof juga sebelum beliau ini menciptakan sebuah aliran kefilsafatan pastinya meeeka akan mempelajari hukum-hukum sah ahau tidak sah nya, boleh atau tidak bolehnya sebuah sesuatu itu dilakukam, jadi filsafat dan fiqih tentu berhubungan sangat erat juga Penerapan Kaidah Ushuliyah dan Kaidah Fiqhiyah Mengenai RibaHubungan ilmu fiqih dengan ilmu tauhid adalah bahwa dalam ilmu tauhid kita mempelajari tentang kepercayaan kepada tuhan yang mana disitu sudah menjurua pada hal hal yang ada di ilmu fiqih, seperti hukum-hukum solat, rukun iman dan lain-lain. Alhamdulillah mungkin ilmu yang dapat saya sampaikan cukup sampai disini. Maaf jika ada salah kata dan penjelasan. Sekian dan terima kasih Wassalamualaikum wr wb. Lihat Humaniora Selengkapnya
pengertian ilmu tauhid ilmu fiqih dan ilmu tasawuf